"Untuk Kesatuan dan Kemenangan Ummat Islam"

Brussels, 15 Dzulqai'dah 1434/21 September 2013 - Kampanye Eropa untuk meningkatkan kesadaran tentang pengepungan di Gaza mengumumkan bahwa mereka akan membuat presentasi mengenai blokade yang diberlakukan di Jalur Gaza, dimana hal itu telah mempengaruhi lebih dari 1.8 juta orang setiap hari, di sela-sela pertemuan Dewan HAM PBB mendatang di Jenewa.

Dalam sebuah pernyataan, kampanye itu mengatakan, "Akan ada sebuah perdebatan penting di sela-sela pertemuan yang akan berlangsung pada Senin (23/9) sebagaimana yang dilansir oleh MEMO dan diberitakan Mi'raj News Agency (MINA).

Menurut pernyataan itu, langkah kampanye yang datang sementara dari pemerintah Mesir dekat perbatasan Rafah yang menghancurkan terowongan dan otoritas penjajah zionis Israel memperketat pengepungan yang sekarang telah diberlakukan di Jalur Gaza untuk tahun ketujuh."

Kampanye itu mengutuk penutupan Perbatasan Rafah, yang mencegah warga Palestina untuk bepergian dan membeli barang dagangan, termasuk bantuan medis dan makanan yang telah disumbangkan dari seluruh dunia. 

Kampanye itu menuntut agar Gerbang Rafah sepenuhnya dibuka selamanya sebelum menghancurkan terowongan yang berfungsi sebagai penghubung bagi warga Palestina yang terjebak di Gaza digempur.

Perbatasan Rafah itu telah ditutup pada 15 Agustus 2013 lalu setelah kekerasan berskala nasional dan kemudian sebagian dibuka kembali selama dua hari kemudian. Lalu perbatasan ditutup kembali menyusul serangan di Sinai yang menewaskan 25 tentara Mesir pada akhir Agustus 2013.

Perbatasan Rafah adalah satu-satunya pintu penyeberangan melalui darat yang tidak dikontrol oleh Israel. Melalui pintu perbatasan inilah warga Gaza dapat terhubung dengan dunia luar. Namun, perbatasan Rafah hanya menjadi jalur perlintasan orang untuk keluar masuk Jalur Gaza (Palestina) - Mesir.

Rakyat Palestina di Jalur Gaza juga terpaksa menggunakan terowongan sebagai satu-satunya urat nadi untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka akibat blokade Israel tersebut.

Penutupan Rafah bagi penduduk Palestina di Jalur Gaza yang terkepung mengakibatkan penderitaan semakin tinggi, termasuk pada pasien, pelajar dan pemilik visa.

Pemerintah, dewan legislatif, dan kelompok-kelompok hak asasi manusia Palestina menyerukan pembukaan perbatasan untuk memungkinkan warganya menggunakan hak perjalanan mereka terutama saat ribuan orang terlantar di perbatasan itu.

Sumber : mirajnews.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top