"Untuk Kesatuan dan Kemenangan Ummat Islam"

Ankara, 15 Dzulqa’idah 1434/20 September 2013– Di tengah Suriah sedang mempersiapkan untuk pengungkapan dan memusnahkan senjata kimianya, Presiden Turki Abdullah Gül mengatakan, Jumat (20/9), bahwa Turki tidak mencari perang, tapi ingin segera mengakhiri pertumpahan darah di Suriah.

"Turki tidak ingin perang. Turki hanya ingin segera mengakhiri pertumpahan darah di Suriah," kata Abdullah Gül kepada pers di Bandara Esenboga, Ankara, sebelum berangkat ke New York, di mana ia akan menghadiri sesi Majelis Umum PBB ke-68.

Pernyataan Gul muncul setelah Wakil Perdana Menteri Suriah Qadri Jamil mengaku bahwa perang saudara di negaranya mengalami jalan buntu dan mengatakan pemerintah ingin gencatan senjata, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).

“Baik oposisi bersenjata atau rezim, mampu mengalahkan pihak lain. Mengakhiri intervensi eksternal, gencatan senjata dan peluncuran sebuah proses politik secara damai dengan cara orang-orang Suriah, sehingga dapat menikmati penentuan nasib sendiri secara demokratis tanpa intervensi dari luar," kata Jamil kepada Guardian.

Selama kunjungan di New York, Abdullah Gül didampingi Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu, Menteri Kebijakan Sosial dan Keluarga Fatma Sahin, dan Menteri Pembangunan Cevdet Yilmaz.

Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak minggu depan di Suriah.

"Kita harus mengakui bahwa dunia sedang menyaksikan, untuk melihat apakah kita bisa menghindari aksi militer dan mencapai cara-cara damai," kata Kerry.

"Penghapusan lengkap senjata kimia Suriah adalah mungkin dilakukan, melalui cara-cara damai dan itu akan ditentukan oleh tekad PBB untuk menindaklanjuti kesepakatan Rusia dan Amerika Serikat yang dicapai di Jenewa. Kesepakatan jelas mengatakan ini harus dilaksanakan, hal itu harus dilakukan sesegera mungkin, itu harus nyata," tegas Kerry.

Sumber : mirajnews.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top