"Untuk Kesatuan dan Kemenangan Ummat Islam"

Gaza, 3 Rajab 1434/13 Mei 2013 (MINA) - Delegasi Hamas dan Fatah akan bertemu di Kairo, Mesir pada Selasa (14/5) untuk membahas rekonsiliasi Palestina.

Pejabat senior Hamas, Musa Abu Marzuq mengatakan, pertemuan itu akan membahas solusi untuk mengakhiri perpecahan di antara faksi-faksi yang ada di Palestina.

"Hamas akan melakukan apa pun untuk mencapai rekonsiliasi," kata Musa seperti dikutip Ma'anNews yang dipantau Mi'raj News Agency (MINA), Senin dini hari (13/5).

Fatah dan Hamas menandatangani kesepakatan pada 2011 lalu di Kairo untuk mendirikan sebuah pemerintahan sementara dari pihak independen untuk membuka jalan bagi pemilihan parlemen dan presiden dalam jangka waktu 12 bulan, namun pelaksanaannya tidak terwujud.

Kesepakatan Kairo 2011 itu dimaksudkan untuk membuka jalan bagi pemilihan presiden dan legislatif yang direncanakan dilaksanakan pada Mei 2012.

Namun, syarat-syarat utama kesepakatan sejauh ini belum diterapkan. Fatah bersikeras agar waktu pemilu harus ditetapkan segera, sementara Hamas mengatakan semua konflik antara kedua pihak harus berhenti terlebih dahulu. Perbedaan pendapat mengenai siapa yang akan memimpin sebuah pemerintahan transisi juga menghambat pelaksanaan kesepakatan.

Pada awal 2012, Fatah dan Hamas menandatangani kesepakatan baru di Doha, Qatar.

Bersama dengan Turki dan Qatar, Mesir juga menjadi mediator perundingan gencatan senjata setelah delapan hari pertempuran Israel dengan faksi-faksi Palestina di Gaza pada November 2012.

Pertemuan di Kairo, 28 November 2012, penandatanganan kesepakatan gencatan senjata antara faksi-faksi Palestina dan penjajah Israel dilakukan. Dalam gencatan senjata itu, tuntutan-tuntutan rakyat Palestina diakomodasi dengan dimulainya pembukaan perlintasan dan berupaya dalam pembebasan penuh blokade di Jalur Gaza.

Pada Desember 2012, pasca penandatanganan genjatan senjata, para pemimpin Hamas dan Fatah menyerukan pembaruan upaya rekonsiliasi yang telah terhenti selama lebih dari satu tahun dengan dimediasi oleh Mesir.

Banyak pihak berpendapat, rekonsiliasi antara faksi-faksi di Palestina ini akan menjadi jalan keluar untuk pembebasan Palestina yang masih berada dalam jajahan Israel sejak 1948.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top