"Ini bukan rasional untuk mengharapkan paket ini memenuhi semua masalah negara, meskipun kami berharap kami bisa melakukan ini. Sulit untuk melakukan reformasi ketika kebuntuan telah menjadi sejenis politik," kata Erdogan pada konferensi pers di Ankara, Senin (30/9).
"Kami akan terus melakukan apa pun yang akan menyenangkan rakyat kami," tambah Erdogan.
Larangan jilbab berakhir bersamaan dengan serangkaian reformasi domestik yang terungkap di antaranya paket Hak Asasi Manusia (HAM).
Menurut Erdogan, pemerintah akan menghapus larangan jilbab bagi pegawai sipil di lembaga publik, kecuali hakim, jaksa, polisi dan anggota militer, sebagai bagian dari sebuah amandemen terhadap pasal kelima dari undang-undang Turki.
Hak untuk etnis minoritas Kurdi yang juga merupakan bagian besar dari paket HAM itu. Pada reformasi Turki baru-baru ini, pendidikan dalam bahasa dan dialek yang berbeda akan diizinkan di sekolah swasta, lapor OnIslam yang dikutip Mi'raj News Agency (MINA).
Setelah kudeta militer tahun 1980, pemakaian hijab telah dilarang di gedung-gedung publik, universitas, sekolah, dan gedung-gedung pemerintah di Turki yang mayoritas Muslim.
Elit sekuler Turki, termasuk jenderal, hakim dan rektor universitas, kukuh menentang meringankan larangan jilbab.
Pada tahun 2008, Partai Pembangunan dan Keadilan (AK) yang dipimpin Erdogan mengeluarkan perubahan konstitusi dengan mengurangi pembatasan jilbab di universitas.
Kemudian pada November 2012, Turki telah mencabut larangan mengenakan jilbab selama puluhan tahun di sekolah-sekolah Islam. Berdasarkan perubahan, siswa di sekolah-sekolah Islam, yang dikenal sebagai Imam Hatip, akan diizinkan untuk memakai jilbab.
Murid di sekolah reguler juga akan dapat memakai jilbab dalam pelajaran Al Qur'an. Perubahan mulai berlaku dari tahun akademik 2013-2014.
Melawan Diskriminasi
Pada era baru pembebasan mengenakan jilbab, Erdogan menegaskan akan ada hukuman bagi mereka yang mencegah kelompok keagamaan mengamalkan agama mereka secara bebas.
“Kami juga akan meningkatkan hukuman dari kejahatan dan kebencian terhadap agama untuk melawan diskriminasi,” kata Erdogan.
Dia menambahkan, akan mendirikan lembaga untuk melawan diskriminasi. “Hal ini bukan hasil negosiasi, tapi hasil dari tuntutan rakyat,” tambahnya.
Sumber : mirajnews.com
0 komentar:
Posting Komentar