Bandar Lampung, 29 Jumadil Akhir 1434 / 9 Mei 2013 (MINA) – Program menghafal Al-Quran dalam kemasan akselerasi Tajul Waqar di Pesantren Al-Fatah Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Indonesia, 10 Mei sampai 10 Juni, terkait erat dengan upaya pembebasan Masjid Al-Aqsha Palestina dari penjajahan Zionis Israel.
Syeikh Mohammed Abu Hashem Al-Hafidz, pengajar Tahfidz Al-Quran Ma’had Daar Al-Quranul Karim was Sunnah Gaza mengatakan pada penyambutan empat hafidz asal Gaza, Palestina, di Masjid At-Taqwa Kompleks Pesantren Al-Fatah, Kamis (9/5).
“Melalui Al-Quran dapat menyatukan umat Islam dalam upaya membebaskan Masjid Al-Aqsha dan Palestina secara keseluruhan”, ungkap Abu Hashem.
Menurutnya, dengan adanya generasi muda penghafal Al-Quran dan selanjutnya merealisasikannya dalam kehidupan sehar-hari, akan bermunculan generasi pemersatu umat untuk pembebasa Al-Aqsha.
Abu Hashem menambahkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyampaikan dakwahnya dengan Al-Quran, sehingga Islam tersebar ke seluruh dunia. Termasuk sampai ke Indonesia adalah karena berkah dakwah Al-Quran.
“Melalui menghafal, mengamalkan dan mendakwahkan Al-Qur’an, insya Allah dapat mewujudkan persatuan kesatuan umat Islam, terwujudnya khilafah, dan kemenangan pembebasan Al-Aqsa,” tegasnya.
Seperti halnya puluhan ribu penghafal Al-Quran dari kalangan generasi muda di Palestina, yang dicetak melalui program Tajul Waqar. Kini program itu dikembangkan pertama kali di luar Palestina adalah di Indonesia.
Menyambut kedatangan rombongan pengajar tahfidz Al-Quran, ribuan santri dan warga sekitar Pesantren Al-Fatah Lampung berbaris di sepanjang jalan kompleks, diiringi teriakan takbir “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Al-Aqsha Haqquna! (Al-Aqsha milik kami umat Islam)”.
Syeikh Mohammed Abu Hashem Al-Hafidz, bersama Syeikh Shadi Al-Banna Al-Hafidz, Ustadzah Mukarram Qandeel Al-Hafidzah dan Ustadzah Hidayah Adnan Al-Hafidzah, berada di Pesantren Al-Fatah Lampung, Indonesia dalam rangka realisasi kerjasama pembelajaran akselerasi menghafal Al-Quran bertajuk “Daurah Tahfidzul Quran Taajul Waqaar lil Aqsha Intishar” (Program Akselerasi Menghafal Al-Quran Mahkota Kejayaan untuk Kemenangan Al-Aqsha).
Universitas Terbuka Al-Quran
Program Tajul Waqar saat ini merupakan periode kedua, setelah sebelumnya pada Tajul Waqar Pertama dilaksanakan di tempat yang sama, 1 Januari hingga 26 Februari 2012. Tajul Waqar angkatan pertama mewisuda 205 santri penghafal Al-Quran, terdiri dari 97 putera dan 108 puteri.
Peserta Tajul Waqar kedua, diikuti peserta sekitar 500 orang dari berbagai daerah di Indonesia serta beberapa peserta dari Malaysia dan Afrika.
Menurut Pembina Utama Pesantren Al-Fatah, Imaam Muhyiddin Hamidy, pasca Tajul Waqar kedua ini akan dilanjutkan dengan Universitas Terbuka Al-Quran Online berbasis Information Technology (IT).
Kuliah dilaksanakan jarak jauh per wilayah, dengan tahapan materi meliputi membaca, menghafal, memahami makna, mengamalkan dan mengajarkan Al-Quran.
“Dosen-dosen terbaik diambil dari berbagai berbagai universitas internasional dari Palestina, Timur Tengah dan Afrika,” ujar Imaam Hamidy.
Menurutnya, target akhir Universitas Al-Quran adalah mencetak satu juta penghafal Al-Quran dalam dua tahun. Dari para penghafal Al-Quran ini diharapkan muncul generasi beriman yang memuliakan Islam dan muslimin serta membebaskan Masjid Al-Aqsha Palestina.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
sippp (h) (o)
BalasHapus