"Untuk Kesatuan dan Kemenangan Ummat Islam"


Jenewa, 25 Syawal 1434 / 1 September 2013 (MINA) - Badan PBB untuk urusan kebudayaan, UNESCO pada Kamis mendesak rejim suriah dan oposisi untuk memperhatikan kerusakan warisan budaya yang sedang dilanda kerusakan akibat penembakan, pencurian dan penggalian ilegal.

"Saya mendesak semua pihak untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap warisan ini, yang merupakan salah satu yang paling berharga di dunia Islam, dan perlindungan warisan bukan masalah politik," kata Kepala UNESCO, Irina Bokova kepada wartawan setelah pertemuan para ahli yang diadakan di Paris, seperti yang dikutip IINA.

Lebih dari dua setengah tahun setelah krisis Suriah meletus, badan PBB tersebut telah memiliki gambaran yang cukup jelas tentang tingkat kerusakan yang menimpa banyak situs sejarah negara Suriah.

Kerusakan pada situs sejarah Suriah ditimbulkan oleh serangan udara dan tembakan yang terjadi di Suriah dan UNESCO menyatakan keprihatinannya atas terjadinya pencurian dan penggalian artefak di Suriah.

"Trafficking ini dilakukan oleh kelompok-kelompok berkuasa. Kita bicara tentang kejahatan berencana," kata ahli UNESCO Francesco Bandarin.

Artefak yang telah digali dalam penggalian ilegal menjadi perhatian khusus karena tidak seperti yang ditampilkan di museum dan kerusakan pada situs tersebut tidak dapat diperbaiki.

Menurut laporan yang disampaikan kepada UNESCO, puluhan situs telah terganggu khususnya di wilayah Aleppo, Idlib, Apamea, Deir Ezzor, Raqqa dan Deraa.

"Museum Aleppo, Deir Ezzor, Hamas, Homs dan Maaret al- Numan menjadi sasaran dalam pertempuran," kata Maamun Abdulkarim, seorang pejabat pemerintahan Suriah.

Beberapa artefak yang telah dicuri adalah patung Aram berlapis emas dan perunggu dari abad ke-8 SM, tembikar dari benteng Jaabar di wilayah tengah Raqqa, dan belati dan barang antik lainnya dari museum Aleppo.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top