Ditiadakannya atraksi penyalaan api kualdron tersebut disebabkan oleh adanya keberatan dari sebagian negara Arab karena prosesi api kaldron tidak sesuai dengan syariah Islam.
Sebagai penanda dibukanya pesta olahraga yang diikuti sekitar 2000 atlet dari 44 negara itu, panitia hanya menyuguhkan atraksi kembang api yang menghiasi langit Jakabaring sekitar lima menit.
Dari serangkaian atraksi pembukaan, hanya penampilan tari kolosal berjudul Spirit Islamic Solidarity garapan koreografer Denny Malik yang sedikit menolong karena acara selebihnya berlangsung hambar, monoton dan terkesan seadanya. Selebihnya hanyalah prosesi yang memang sudah umum seperti parade atlet yang setiap kontingen dibatasi sampai 20 orang, janji atlet dan wasit, pengibaran bendera dan pidato panitia dan Presiden.
Di ruangan pusat media (main press center) yang juga berada di komplek olahraga Jakabaring, para wartawan malah lebih tertarik menyaksikan siaran langsung pertandingan final sepak bola Piala AFF U-19 antara tuan rumah Indonesia menghadapi Vietnam di Sidoarjo, Jawa Timur.
Dalam pidatonya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang didampingi Presiden Federasi Pekan Olahraga Negara Islam (ISSF) Faisal Abdul Azis, Ketua KOI Rita Subowo, Menpora Roy Suryo dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin itu secara khusus mengucapkan penghargaan kepada kontingen Mesir, Suriah dan Palestina yang tetap datang ke Palembang meski negara mereka dalam situasi sulit.
Denny Malik, koreografer asal Jakarta, menghibur sekitar 16.000 penonton yang memadati stadion markas klub sepak bola Sriwijaya FC tersebut dengan menampilkan atraksi tari kolosal "Spirit Islamic Solidarity" dengan mengusung cerita masuknya agama Islam ke Sumatera Selatan pada abad ke-7.
Didukung oleh 500 penari yang berasal dari pelajar SMA di Palembang dan ditambah 100 penari profesional dari Jakarta, tarian diawali dengan Gending Sriwijaya yang menceritakan bahwa Kota Palembang sempat mengalami masa keemasan di zaman Kerajaan Sriwijaya.
Sebanyak 44 negara ambil bagian pada perhelatan olahraga negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Islamic Solidarity Games pertama digelar pada 2005 di Arab Saudi dan ketika itu Indonesia hanya mampu membawa pulang satu emas, satu perak, dan satu perunggu, sehingga harus puas berada di peringkat ke-18.
Pada ISG 2013, tuan rumah Indonesia bertekad untuk memperbaiki posisi ke peringkat sepuluh besar.
Sumber : Metrotvnews.com
0 komentar:
Posting Komentar