Damaskus, 27 Jumadil Akhir 1434/6 Mei 2013 (MINA) - Pihak berwenang Suriah bersumpah akan membalas serangan Israel, tetapi tidak menentukan tindakan apa yang akan mereka ambil.
Serangkaian ledakan besar di Damaskus pada Ahad pagi (5/5) menimbulkan klaim baru Israel telah melancarkan serangan-serangan ke negara yang dilanda perang, lapor Turkish Weekly yang dikutip MINA.
Pejabat pemerintah Suriah mengatakan ledakan yang terjadi kemarin pagi merupakan serangan udara Israel kedua dalam tiga hari berturut-turut. Para pejabat menambahkan, target terbaru Israel adalah fasilitas penelitian militer di luar ibukota Suriah.
Sementara itu, seorang pejabat Suriah mengatakan bahwa serangan itu merupakan "deklarasi perang" Israel.
Sampai saat ini, militer Israel belum mengkonfirmasi atau menyangkal klaim Suriah bahwa Israel menembakkan roket yang merusak pusat penelitian Jamraya di pinggiran kota Damaskus. "Kami tidak mengomentari laporan tersebut sama sekali," kata seorang perwakilan militer Israel.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon menyatakan keprihatinan yang mendalam atas laporan serangan udara Israel di Suriah, namun menekankan bahwa "PBB tidak dalam posisi tepat memastikan apa yang telah terjadi," kata juru bicaranya.
Sementara itu, seorang pejabat intelijen Amerika Serikat mengaku kalau AS pun tidak diberi peringatan sebelum serangan udara di Suriah padahal para pejabat Barat dan Israel mengklaim serangan itu sebagai pencegahan jatuhnya senjata ke militan Hizbullah.
Ban Ki-moon memperingatkan terhadap meningkatnya situasi panas di Suriah setelah serangan ke dua Israel tersebut yang menargetkan rudal Iran menuju militan Hizbullah.
Menurut laporan Suriah Israel telah menargetkan sebuah gudang senjata, pusat penelitian dan dua brigade pengawal presiden serta menewaskan lebih dari 300 tentara.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar